Rabu, 04 Juni 2014

MAKALAH GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI “ DIIT PADA IBU HAMIL DENGAN OBESITAS”



MAKALAH

GIZI DALAM KESEHATAN REPRODUKSI
“ DIIT PADA IBU HAMIL DENGAN OBESITAS”






Disusun oleh

Sulistiyowati


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIKES )
DIPLOMA III KEBIDANAN JAYAPURA
TAHUN ANGKATAN 2012/2013



KATA PENGANTAR



Puji  dan syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan tepat waktu tanpa ada kesulitan apapun.
Adapun maksud dan tujuan penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi dimana makalah ini membahas tentang “Diit Pada Ibu Hamil Dengan Obesitas”.
Untuk kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini dimana kami tidak dapat menyebutkannya satu-satu.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna baik dalam penyusunannya atau materi didalamnya. Kritik dan saran dari para pembaca sangatlah kita harapkan untuk penyempurnaan makalah kami berikutnya.



Sentani, 07 November 2013


PENULIS




DAFTAR ISI


Halaman judul…………………………………………………………………….                i
Kata pengantar……………………………………………………………………                ii
Daftar isi…………………………………………………………………………..               iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1     Latar Belakang………………………………………………………………...             1
1.2     Rumusan Masalah……………………………………………………………..             2
1.3     Tujuan Penulisan………………………………………………………………             2

BAB II PEMBAHASAN

2.1   Definisi obesitas……………………………………………………………….             3
2.2   Faktor – factor yang mempengaruhi obesitas pada ibu hamil………………… 4
2.3   Dampak obesitas pada ibu hamil………………………………………………            6
2.4   Bahaya obesitas saat kehamilan……………………………………………….             7
2.5  Beberapa cara mencegah obesitas saat kehamilan antara lain…………………              7
2.6   Diit ibu hamil dengan obesitas………………………………………………..              8
2.7  prinsip diit pada ibu hamil dengan obesitas……………………………………             9

BAB III PENUTUP

3.1  Kesimpulan…………………………………………………………………….             13
3.2  Saran……………………………………………………………………………            14

Daftar Pustaka……………………………………………………………………..              15





BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

            Cara pandang akan selalu berubah. Demikian juga cara pandang terhadap bentuk badan. Dahulu, kelebihan berat badan dianggap sebagai simbol kemakmuran. Pandangan ini kemudian berubah. Kelebihan berat badan dianggap mengurangi keindahan bentuk badan. Dan perkembangan terakhir, cara pandang ini berubah lagi, mengarah pada kesadaran akan perlunya hidup sehat.
            Obesitas atau kegemukan dianggap petanda kesehatan dan kekayaan. Kini yang menjadi perhatian utama nutrisi adalah bagaimana menyelaraskan asupan energi dan kebutuhan tubuh. Memang, dengan meningkatnya baku kehidupan, penambahan berat badan obesitas tumbuh mengancam kesehatan penduduk. Obesitas merupakan masalah kesehatan penting karena sangat erat kaitannya dengan berbagai penyakit metabolik dan kardiovaskuler (serangan jantung dan stroke).
            Secara sederhana obesitas didefinisikan sebagai keadaan penumpukan lemak yang berlebihan di dalam jaringan lemak sehingga mengganggu kesehatan. Keadaan ini disebabkan oleh ketidak-seimbangan antara energi yang masuk dan yang digunakan tubuh sehingga berat badan menjadi bertambah.
            Satu dari langkah paling penting yang dapat diambil oleh seorang wanita untuk mempertahankan kesehatannya dan mencegah penyakit kronis adalah mempertahankan berat badan yang sehat.
            Kegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil. Tidak hanya pada masa kehamilan, ibu yang memiliki kelebihan berat badan, kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan. Dan umumnya para wanita hamil tidak mengetahui akan hal tersebut, mereka justru cenderung mengkonsumsi makanan dengan jumlah yang lebih banyak daripada saat tidak hamil karena mereka menganggap di dalam tubuhnya terdapat janin yang membutuhkan nutrisi juga.

            Atas dasar pemikiran tersebut kami membuat makalah ini, dan diharapkann akan mampu sedikit mengubah cara pandang masyarakat mengenai konsumsi makanan saat hamil, sehingga menghindari terjadinya obesitas. Bagi ibu hamil yang menderita obesitas kami juga memberikan informasi nagaimana prinsip diit yang baik.

1.2.Rumusan Masalah
1.      Apa definisi obesitas ?
2.      Faktor – faktor yang mempengaruhi Obesitas pada ibu hamil itu apa saja?
3.      Dampak obesitas pada ibu hamil ?
4.      Apa saja bahaya obesitas saat kehamilan ?
5.      Beberapa cara mencegah obesitas saat kehamilan antara lain?
6.      Diit ibu hamil dengan obesitas yaitu?
7.      Apa sajakah Prinsip diit pada ibu hamil dengan obesitas?

1.3.Tujuan
            Penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi dan sebagai informasi bagi mahasiswa tentang obesitas, factor obesitas pada ibu hamil, dampak obesitas pada ibu hamil, bahaya obesitas pada ibu hamil, cara mencegah obesitas, diit ibu hamil, dan prinsip diit yang mempengaruhi obesitas pada ibu hamil.

             

    








BAB II
PEMBAHASAN

2.1  Definisi Obesitas

Obesitas adalah kelebihan berat badan sebagai akibat dari penimbunan lemak tubuh yang berlebihan. Setiap orang memerlukan sejumlah lemak tubuh untuk menyimpan energi, sebagai penyekat panas, penyerap guncangan dan fungsi lainnya. Rata-rata wanita memiliki lemak tubuh yang lebih banyak dibandingkan pria. Perbandingan yang normal antara lemak tubuh dengan berat badan adalah sekitar 25-30% pada wanita dan 18-23% pada pria. Wanita dengan lemak tubuh lebih dari 30% dan pria dengan lemak tubuh lebih dari 25% dianggap mengalami obesitas.

Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20 % dari batas normal ( brownwl, 1984).
Obesitas adalah kondisi kelebihan massa tubuh. Pasien dengan obesitas mempunyai status nutrisi yang melebihi kebutuhan metabolisme karena kelebihan masukan kalori dan atau penurunan penggunaan kalori (energi). Artinya, masukan kalori tidak seimbang dengan penggunaannya yang pada akhirnya berangsur-angsur berakumulasi meningkatkan berat badan. Selain kelebihan berat badan nilai TSF pada pasien dengan obesitas lebih dari 15 mm untuk laki-laki dan lebih dari 25 mm untuk wanita. (Nurachmah, 2001)
            Kelebihan energi pada penderita obesitas disimpan dalam bentuk lemak. Pada keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam jaringan sub cutan dan didalam jaringan tirai usus. Pada orang yang menderita obesitas ogan-organ tubuhnya di paksa untuk bekerja lebih berat karena harus, membawa kelebihan berat badan oleh sebab itu pada umumnya lebh cepat gerah, capek, dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. (Noto atmodjo, 2007)
                   Ada beberapa metode yang biasa digunakan untuk menetapkan berat badan yang di inginkan individu dan untuk mendefinisikan obesitas secara klinis. Indeks masa tubuh (IMT) merupakan prediksi derajat lemak tubuh dan pengukurannya di rekomendasikan federal untuk mengklasifikasikan kelebihan berat badan dan obesitas. IMT di hitung dengan membagi berat badan dalam kilogram dengan kuadrat tinggi badannya dalam meter atau mengalihkan berat badan dalam pons dengan 703 lalu dibagi kuadrat tinggi badan dalam inci kuadrat. (Varney, 2003)

Perhitungan Indeks Masa Tubuh

IMT = Berat Badan (kg)/(Tinggi Badan (m) 2

Klasifikasi IMT yang dapat digunakan untuk membantu dalam perhitungan IMT untuk menentukan apakah berat badan individu sesuai dengan tinggi badannya.
Tabel 2.1. Klasifikasi IMT

Kriteria
IMT
Berat Badan Kurang

Berat Badan Normal

Berat Badan Berlebih

Obesitas ( Kelas I )

Obesitas ( Kelas II)

Obesitas Ekstrim (Kelas III)
< 18,5 kg/m2

18,5-24,9 kg/m2

25-29,9 kg/m2

30-34,9 kg/m2

35-39,9  kg/m2

≥40 kg/m2

                   Banyak Fokus tentang konsep perhitungan kalori telah dimuat media dan diantara populasi  umum. Pada umumnya asupan kalori sebaiknya sama dengan keluaran kalori.

2.2  Faktor – faktor yang mempengaruhi Obesitas pada ibu hamil.

            Terdapat suatu ketidaksepakatan tentang devinisi yang tepat untuk obesitas dalam kehamilan, walaupun banyak pengarang menganjurkan berat badan dalam kehamilan melebihi 175 pon atau kurangnya 40% (biasanya 100 pon atau lebih) diatas berat badan ideal. Wanita kegemukan berisiko tinggi untuk hipertensi, diabetes gistasional, dan infeksinal, infeksi saluran kencing, dan infeksi episiotomi atau luka. Penentuan usia kehamilan bisanya terbatas karena siklus hait yang tidak teratur dan sukar menentukan tinggi fundus uteri. (Rayburm, 2001)
                        Pada banyak penelitian, angka kematian maternal meningkat, umumnya akibat tromboemboli, infeksi, atau komplikasi anasia. Makrosomia pada janin juga lebih sering terjadi. Walaupun kematian perinatal tidak meningkat dan bayi berat badan lahir rendah jarang, hasil kehamilan yang optimal disertai oleh kenaikan berat badan ibu paling kurang 25 pon pada ibu-ibu obesitas (Rayburm, 2001)
            Saat ini, kasus diabetes pada masa kehamilan (gestational diabetic) semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan risiko tersebut, setiap ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan menginjak minggu ke 24-28
            Ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada pada kondisi ideal. Peningkatan berat badan di trimester pertama memang relatif sedikit, tidak naik atau bahkan berkurang karena muntah-muntah. Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 dan 3, pada periode inilah perlu dilakukan pemantaun ekstra terhadap berat badan.Seusai persalinan, ragam komplikasi masih menunggu. Infeksi seusai bersalin akibat banyaknya pembuluh darah si ibu hamil yang tersumbat sering terjadi. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif untuk tumbuhnya kuman sehingga infeksi pun sangat mungkin terjadi. Risiko lainnya, plasenta yang berfungsi menyuplai oksigen menyempit karena lemak. Padahal, terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak janin. Sehingga kecerdasan si kecil pun bisa jadi berkurang. Kemungkinan buruk lain, janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas.

Obesitas pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain/;

1.      Genetik
Hal ini berdasarkan alasan yaitu pada saat ibu sedang hamil, maka unsur-unsur  sel lemak yang ada didalam tubuh ibu berjumlah besar dan melebihi normal secara otomatis akan diturunkan pada sang bayi dalam kandungan. Hal ini mengakibatkan bayi lahir dengan unsure lemak yang besar pula didalam tubuhnya.
2.      Disfungsi salah satu bagian otak.
Sistem pengontrol suatu makanan didalam tubuh manusia terletak pada hippocampus yatu hippocampus lateralis ( menggerakkan nafsu makan) dan ventromedial ( menghentikan nafsu makan). Apabila terjadi kerusakan pada salah satu system ini maka seseorang akan menderita kegemukan.

3.      Pola makan yang berlebihan
Orang obesitas biasanya lebih responsive terhadap makanan dari pada orang yang normal.hal ini baik terhadap rangsangan penglihatan terhadap makanan, rangsangan bau makanan, ataupun mendengar makanan. Orang obesitas akan makan sesuatu jika ia merasa ingin makan, bukan karena kebutuhan akibat lapar. Itulah sebabnya mengapa orang yang pola makannya berlebihan menyebabkan ia lebih mudah gemuk.
4.      Kurang gerak atau olahraga
Pada dasarnya tingkat pengeluaran kalori tubuh dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu tingkat dan aktifitas olahraga secara umum  dan angka metabolisme basal atau tingkat energi yang dipertahankan untuk memelihara fungsi minimal tubuh. Orang dengan olahraga yang teratur maka pengeluaran kalori tubuhnya juga teratur, sehingga tanpa adanya kelebihan kalori yang apabila disimpan dalam tubuh dapat berakibat pada kegemukan.
5.      Emosi
Kestabilan hormone setiap orang itu berbeda –beda dan dipengaruhi oleh kadar mood seseorang. Begitu juga dengan cara orang yang berbeda dalam mengatasi konflik. Ada sebagian orang makan sebanyak-banyaknya ketika ia sedang kesal atau sedih atau juga sebaliknya. Apabila orang dengan mood yang tdak menentu tersebut dan mereka menggunakan makanan untuk mengurangi apa yang ia rasakan, maka didalam tubuh tidak mungkin bisa dihindari jika akan terjadi kelebihan kalori dari yang biasanya. Inilah yang akhirnya jika berlangsun lama akan menyebabkan kegemukan.
6.      Faktor lingkungan
Apabila seseorang itu hidup didalam kebudayaan yang menyatakan bahwa seseorang yang gemuk itu makmur dan sejahtera, maka seseorang tidak akan peduli dengan apa yang menyebabkan kegemukan. Lebih lagi jika tidak ada permasalahan psikologi yang menyertai.

2.3  Dampak obesitas pada ibu hamil

1.      Meningkatkan angka kematian
2.      Bayi yang dilahirkan akan terganggu pertumbuhannya.
3.      Kesuburan menurun.
4.      Tekanan darah tinggi
5.      Diabetes gestasional.
Diabetes atau penyakit tingginya kadar gula dalam darah yang terjadi selama proses kehamilan ini terjadi sekitar 4% dari jumlah total ibu hamil diseluruh dunia.
6.      Membutuhkan operasi Caesar
Ibu hamil yang obesitas akan sulit bersalin secara alami atau spontan, karena timbunan lemaknya akan mempersulit proses kelahiran bayi lewat jalan lahir.
7.      Ibu mengalami preeklamsia
Penyakit ini ditandai dengan meningkatnya tekanan darah yang diikuti oleh peningkatan kadar protein didalam urin. Wanita hamil dengan preeklamsi juga akan mengalami pembengkakan pada kaki dan tangan.
Akibat nya, aliran darah ke janin terhambat dan dapat berakibat fatal. Preeklamsi dapat berlanjut menjadi eklamsia yang dapat menyebabkan ibu hamil koma, bahkan kematian, baik sebelum, saat atau stelah melahirkan.

2.4  Bahaya obesitas saat kehamilan

Kegemukan ternyata juga menjadi ancaman yang cukup serius bagi ibu hamil karena kemungkinan akan mengalami masalah ketika persalinan dan pasca persalinan. Kebanyakan ibu hamil mengalami obesitas karena kelebihan makan. Banyak orang yang percaya bahwa ibu hamil makan untuk dua orang sehingga menjadikan ibu hamil makan dengan porsi yang berlebihan. Akhirnya, terjadilah penumpukan kalori dan sisa asupan energy yang berujung diabetes. Mitos tersebut keliru, sebenarnya kebutuhan makan ibu hamil hanya naik rata-rata 10-15 %. Saat ini, kasus diabetes ( gestational diabetic) pada masa kehamilan semakin meningkat. Penyebab utamanya adalah obesitas. Akibat peningkatan resiko tersebut, setiap ibu hamil diwajibkan melakukan screening kadar gula darah terutama saat usia kehamilan menginjak minggu 24- 28 . Oleh karena itu, ibu hamil disarankan untuk mengatur berat badan agar tetap berada dalam kondisi ideal,.
Peningkatan berat badan yang cukup pesat terjadi di trimester 2 atau trimester 3 , pada periode inilah perlu diperlukan pemantauan ektra terhadap berat badan. Obeitas juga sangat membahayakan persalinan karena banyaknya pembuluh darah ibu tersumbat oleh lemak dan kolesterol. Selain itu, lemak yang berlipat-lipat pada lapisan kulit merupakan media yang kondusif tubuhnya kuman sehingga infeksipun sangat mudah terjadi. Resiko lainnya, plasenta yang menyuplai oksigen menyempit karena lemak. Padahal, terhambatnya suplai oksigen dapat merusak sel-sel otak janin.  Sehingga kecerdasan sikecilpun bisa menjadi berkurang. Kemungkinan buruk lainnya adalah janin bisa mengalami gangguan paru-paru maupun terlahir obesitas.

2.5  Beberapa cara mencegah obesitas saat kehamilan antara lain:

Langkah pertama yang perlu dilakukan jika ibu baru menginjak trimester 1 yaitu pemeriksaan gula darah, tekanan darah, dan pengukuran berat badan. Pemeriksaan ini diulang lagi, diakhir  trimester 3 untuk mengetahui apakah sang ibu beresiko terkena diabêtes atau hipertensi. Selanjutnya, dilakukan pemantauan terhadap perkembangan janin.
Langkah yang lain yaitu dengan membatasi kalori. Namun hal ini masih menjadi kontroversi. Hal ini dikarenakan pengurangan kalori ditakutkan akan mengganggu perkembangan janin. Namun pada intinya, komposisi makanan harus seimbang. Selain mengatur pola makan, dianjurkan untuk melakukan aktifitas fisik. Jangan pagi sangat baik untuk menjaga kondisi ibu tetap sehat. Bila asupan nutrisi dari makanan yang dikonsumsi tidak mencukupi, sebaiknya mengkonsumsi suplemen makanan. Jenis nutrisi yang dibutuhkan antaranya: karbohidrat, protein/ asam amino, vitamin dan mineral, serta enzim yang diperlukan untuk memaksimalkan proses penyerapan nutrisi oleh tubuh maka asupan nutrisi oleh tubuh maka asupan nutrisi ibu saat hamil dapat terpenuhi. Bila saat kehamilan mengalami obesitas, perlu dilakukan penanganan khusus. Sang ibupun harus bersikap tenang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin. Pilihlah klinik atau rumah sakit dengan fasilitas lengkap. Hal ini sebagai antisipasi jika ibu membutuhkan tindakan medis yang kompleks.

2.6   Diit ibu hamil dengan obesitas.

Adapun faktor-faktor yang mengharuskan seorang ibu hamil untuk melakukan diet, salah satunya adalah kelebihan berat badan. Mengalami kenaikan berat badan yang terlalu drastis pada saat kehamilan dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi tentunya. Oleh karena itu, untuk para ibu hamil yang harusnya diet, hendaknya mengikuti diet makan sehat khusus untuk ibu hamil. Saat hamil, tubuh membutuhkan lebih banyak konsumsi protein, kalori ( untuk  energy) sebanyak 300 kalori perhari, vitamin dan mineral seperti asam folat dan zat besi untuk perkembangan bayi.

Beberapa prinsip makan yang baik selama kehamilan dengan melakukan cara dan diet makan yang sehat, diantaranya:
1.      Selalu sarapan
Ibu hamil diasarankan untuk mengkonsumsi makanan yang kaya nutrisi saat sarapan. Menghindari sarapan akan menimbulkan keinginan makan lebih banyak pada waktu makan berikutnya tiba. Selain itu, melewatkan sarapan juga menyebakan keluhan berupa kepala pening, mual dan lain-lain.
2.      Susun daftar makanan
Ini dilakukan dengan tujuan agar tidak mengonsumsi makanan secara berlebihan dan mengatur asupan kalori harian.
3.      Pilih makanan berserat serta rendah kandungan lemak dan gula.
Pada ibu hamil konsumsi gula berlebihan cenderung menimbulkan perasaan mudah lapar. Sediakan berbagai buah atau sayuran untuk dijadikan sebagai makan selingan konsumsi ikan, unggas, daging tanpa lemak, keju, susu krim, broloki, wortel, dan labu.
4.      Usahakan untuk mengolah makanan.
Hal ini bisa dilakukan dengan cara dibakar, dipanggang, atau dikukus.
5.      Jadikan buah sebagai cemilan.
Ini sangat bermanfaat karena buah kaya akan vitamin yang sangat bermanfaat bagi perkembangan janin dan juga ibu sendiri.


6.      Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas perhari.
Pada waktu hamil seringkali dehidrasi disalah artikan dan dianggap sebagai rasa lapar. Akibatnya terjadi kelebihan kalori dari biasanya. Perlu diingat apabila sudah memenuhi kebutuhan gizi seperti biasanya tetapi masih merasa lapar berarti yang dibutuhkan gizi seperti biasanya tetapi masih merasalapar berarti yang dibutuhkan sebanyak-banyaknya.
7.      Jangan percaya mitos orang hamil perlu makanan 2 kali lipat dari biasanya.
Masih banyak yang menganggap bahwa seseorang yang sedang hamil harus banyak makan . sebenarnya pandangan itu tidak benar. Jangan ragu untuk mengatakan tidak , saatdiminta untuk menghabiskan makanan dalam jumlah yang banyak. Katakana secara halus bahwa anda sudah kenyang.
8.      Makanlah makanan dengan nutrisi tinggi dengan kandungan kalori terendah yaitu kalori dikurangi sebanyak 500-1000 dibawah kebutuhan normal.
9.      Kurangi asupan hidrat arang.
10.  Konsumsi makanan yang cukup mineral dan vitamin, serta tinggi serat sehingga membuat kenyang.

2.7   Prinsip diit pada ibu hamil dengan obesitas

1.      Tujuan diit pada ibu hamil dengan obesitas.

1)      Memberikan makanan rendah kalori guna mencapai berat badan normal.
2)      Mempertahankan tumbuh kembang bayi normal.
3)      Mempertahankan kesehatan ibu hamil
4)      Menghindari terjadinya komplikasi kehamilan.

2.      Syarat diit pada ibu hamil dengan obesitas

1)      Kalori dikurangi sebanyak 500-700 dibawah kebutuhan normal. Pengurangan konsumsi karbohidrat dan lemak
2)      Protein tinggi untuk pertumbuhan bayi dan pembentukan sel darah merah.
3)      Tinggi vitamin dan mineral.
4)      Tinggi serat untuk memberi rasa kenyang

3.      Pedoman untuk mengurangi lemak.

1.      Sayur-sayuran

1)      Kurangi konsumsi sayuran denan bumbu kacang yang digoreng, ganti dengan bumbu kacang yang di sangrai
2)      Batasi konsumsi sayuran dengan bumbu kelapa yang berlebihan ( seperti urapan), atau santan kental.
3)      Batasi konsumsi sayuran dengan dressing keju yang berlebihan, contoh salad.
Konsumsi sayuran dengan cara direbus, dikukus didalam bentuk segar. ( Purwitasari, 2009).

2.      Buah-buahan

1)      Konsumsi buah-buahan dalam bentuk segar.
2)      Kurangi konsumsi buah-buahan yang berlemak. ( Purwitasari, 2009).

3.      Nasi, sereal dan roti.

1)      Kalau bisa konsumsi nasi beras tumbuk/ nasi agar dan roti yang mengandung bekatul/ havermouth.
2)      Batasi serela  dan creakers yang berminyak/ mengandung lemak lebih dari 2 potong /hr.
3)      Batasi kebiasaan sarapan dengan roti mentega atau susu full cream. ( Purwitasari, 2009).

4.      Susu

1)      Gunakan susu skim, susu kedelai atau yogurth yang rendah lemak.
2)      Pilih keju yan rendah lemak, misalnya cottage cheese.
3)      Pilih eskrim yang tidak mengandung susu, missal es krim yang terbuat dari sari buah.
4)      Pilih makanan pencuci mulut yang terbuat dari makanan berserat seperti agar-agar dengan saus dari susu cream. ( Purwitasari, 2009).

5.      Protein

1)      Pilih daging  tidak berlemak dan berwarna cerah seperti daging ayam kampong ( tanpa kulit), ikan, dll.
2)      Hindari konsumsi jerohan, daging berlemak, otak, kepala dan brutu ayam.
3)      Tingkatkan konsumsi protein nabati sebagai pengganti, seperti tahu , tempe, kacang hijau, dll.
4)      Batasi konsumsi  lauk yang digoreng, diolah dengan santan kental.
5)      Masak dengan cara merebus, memanggang, menumis, dan memepes. ( Purwitasari, 2009).


6.      Lemak.

Kurangi konsumsi minyak goring sampai 1 sendok makan per hari( 10 gr). ( Purwitasari, 2009).


4.      Bahan Makan Yang Di Berikan Dalam Sehari
              Diit Rendah Kalori (RK)

JENIS
RK I
RK II
RK III
RK IV
Berat (gr)
URT
Berat (gr)
URT
Berat (gr)
URT
Berat (gr)
URT
Beras
100
1 gls
150
1,5 gls
200
2 gls
250
2,5 gls
Protein Hewani
100
2 ptg
150
3 ptg
150
3 ptg
200
4 ptg
Telur
50
1 btr
50
1 btr
50
1 btr
50
1 btr
Protein Nabati
100
4 ptg
100
4 ptg
150
5 ptg
150
5 ptg
Sayuran
400
4 gls
400
4 gls
400
4 gls
400
4 gls
Buah
400
4 ptg
400
4 ptg
400
4 ptg
400
4 ptg
Minyak
10
1,5 sdm
15
1,5 sdm
15
1,5 sdm
15
1,5 sdm
Gula Pasir
-
-
10
1 sdm
15
1,5 sdm
15
1,5 sdm
Nilai Gizi
-
-
-
-
Kalori
1200 kal
1500 kal
1700 kal
1900 kal
Protein
59 gr
71 gr
75 gr
80 gr
Lemak
35 gr
40 gr
45 gr
48 gr
Hidrat Arang
173 gr
206 gr
250 gr
270 gr



5.      Menu makanan untuk obesitas :

Makan pagi
Roti tawar
Buah apel
1 sendok teh selai kacang
1 gelas jus strawberry
Selingan
Pisang
Makan siang
Nasi putih ukuran sedang
Pepes ikan
Sayur bayam bening
Pepaya
Selingan sore
Buah-buahan
1 gelas jus melon
Makan malam
1 buah kentang atau ubi rebus
Pepes tempe/tahu + jamur
Sayur buncis + wortel
1 gelas jus tomat
Selingan
1 pisang ambon








BAB III
PENUTUP


3.1  Kesimpulan

Obesitas diartikan sebagai peningkatan berat badan diatas 20% dari batas normal. Selain kelebihan berat badan nilai TSF pada pasien dengan obesitas lebih dari 15 mm untuk laki-laki dan lebih dari 25 mm untuk wanita.

Obesitas pada ibu hamil dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain/;

1.      Genetik
2.      Disfungsi salah satu bagian otak.
3.      Pola makan yang berlebihan
4.      Kurang gerak atau olahraga
5.      Faktor lingkungan

Beberapa prinsip makan yang baik selama kehamilan dengan melakukan cara dan diet makan yang sehat, diantaranya:

1.      Selalu sarapan
2.      Susun daftar makanan
3.      Pilih makanan berserat serta rendah kandungan lemak dan gula.
4.      Usahakan untuk mengolah makanan.
5.      Jadikan buah sebagai cemilan.
6.      Perbanyak minum air putih, minimal 8 gelas perhari.
7.      Jangan percaya mitos orang hamil perlu makanan 2 kali lipat dari biasanya.
8.      Makanlah makanan dengan nutrisi tinggi dengan kandungan kalori terendah yaitu kalori dikurangi sebanyak 500-1000 dibawah kebutuhan normal.
9.      Kurangi asupan hidrat arang.
10.  Konsumsi makanan yang cukup mineral dan vitamin, serta tinggi serat sehingga membuat kenyang.



3.2  Saran

1.      Untuk masyarakat
Bagi ibu hamil di harapkan untuk menjaga kesehatannya dengan mengatur pola makan,di harapkan ibu hamil mengubah pandangannya bahwa ibu hamil harus makan dua kali lipat seharusnya, porsinya tetap dan meningkatkan kualitas dan kuantitas makanan yang di konsumsi.
2.       Institusi
Diharapkan dapat memberikan waktu yang lebih untuk mempelajari materi lebih mendalam dan diberikan bimbingan dalam proses belajar.
3.      Mahasiswa
Diharapkan dapat menyalurkan informasi akan prinsip diit pada ibu hamil dengan obesitas dalam masyarakat.




DAFTAR PUSTAKA




Nurachmah, Elly. 2001. Nutrisi Dalam Keperawatan. Jakarta: KDT.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Purwitasari, Devi. 2009. Buku Ajar Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Nuha Medika.
Rayburn, William F. 2001. Obstetri dan Ginekologi. Jakarta: KDT
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Ed.4, vol.1. Jakarta: EGC.
Sumber dari internet:
Http.Balipost.html. Diakses Pada Tanggal 20 Mei 2011
Http.hdindonesia.com. Diakses Pada Tanggal 20 Mei  2011